Tentang Menjadi Muslimah: Ikhlas

Ikhlas

Sebuah kata yang sederhana tapi terasa sangat besar makna dan implementasinya. Suatu hal yang memiliki pengaruh dalam segala apa yang kita lakukan. Sebuah perbincangan bersama seorang teman yang menstimulasi integrasi memori, membawaku pada sebuah kesimpulan.

Hasil yang baik pasti melalui proses yang ikhlas

Ikhlas yang datang dari satu orang berdampak pada banyak yang terlibat dengannya, pada orang-orang yang mendengarkan, dan hadir dalam kesediaannya memberi. Entah itu berupa materi, kata-kata, eksistensi, dan ilmu. Bahkan dari orang yang tidak lebih tahu bisa mengantarkan orang-orang yang bertumbuh dalam lingkupnya menjadi manusia-manusia hebat. Aku tersadarkan akan bukti-bukti yang telah aku dengar dan alami. 

Seorang guru mengaji yang bacaannya tidak seindah muridnya. Dia datang dengan membawa pengajaran dari awal sang anak yang tidak tahu sama sekali. Satu-persatu diajarkannya huruf hijaiyah, berlanjut pada tajwid, hingga irama mengaji. Beliau mengajarkan dengan ketulusan hingga menghadirkan Tuhan dalam setiap pembelajaran. Hasilnya, ia menjadi perantara dari Tuhan pada seorang anak yang buta huruf menjadi merdu tilawahnya.

Seorang pengajar TPA yang mengharapkan arahan, hadir untuk anak-anak yang haus akan ajaran. Beliau sendiri datang untuk puluhan yang berlarian, tapi saat dipanggil mereka duduk dan mengaji. Datang bantuan, anak-anak yang sudah menerima ketulusan, memancarkan kembali ketulusan yang sama. Mereka antusias, membuka majelis, berbaris rapi menunggu giliran. Anak-anak datang dengan bekal untuk belajar lagi dan berkembang. 

Seorang teman yang aktif di sana-sini dan salah satunya menjadi mentor. Dia sederhana tapi mengantarkan mereka yang menjadi mentee-nya pada peran-peran luar biasa.

Hasil yang nyata, membawaku pada perenungan kembali. Sudahkah aku sampai pada ketulusan dan keikhlasan dalam apa yang kulakukan? Sudahkah aku memberi untuk tujuan akhir yang benar? Atau aku masih pada ego untuk pengakuan duniawi? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Childhood Memories: JKT 48

Diri yang Berkembang: Peran