Diri yang Berkembang: Menjadi Netral?

Aku mau menjadi orang yang baik. Bukankah kita semua bermula dengan memiliki keinginan itu? Atau hanya aku saja? Atau mungkin kita menggunakan istilah yang berbeda untuk definisi yang sama. Atau sebaliknya, kita menggunakan istilah yang sama untuk definisi yang berbeda? 

Bagiku, setidaknya saat pertama menuliskan ini, definisi menjadi orang baik adalah yang tidak mengganggu orang lain, dapat diterima, dan menerima. Kalau dipikir kembali, definisi baik menurutku juga masih rancu. Nyatanya, 'baik' mungkin tidak akan memiliki definisi absolut karena itu adalah sebuah persepsi. Lalu, aku membawa pertanyaan ini lebih jauh, "bisakah kita menjadi orang yang netral?" Kalau dipikir definisiku menjadi orang baik itu adalah orang yang selalu netral. Namun jika dipikirkan kembali, kita tidak akan mungkin benar-benar bisa berada di tengah. Manusia itu subjektif. Kita akan selalu dipengaruhi oleh kepercayaan, budaya, dan lingkungan kita. 
    
Pertanyaan dan tulisan ini sudah menjadi draft sejak sekitar dua tahun lalu. Saat itu, aku juga sudah menanyakan ini melalui Story Whatsapp dan mendapatkan tanggapan dari beberapa temanku. Sayangnya, aku tidak melanjutkan untuk menuliskan tentang topik ini setelah diskusi itu. Alhasil, aku sudah lupa jawaban teman-temanku waktu itu apa. Bisa jadi diskusi itu tidak secara rinci aku ingat tetapi dapat tertuang dalam pemikiranku dan tertuang melalui bahasaku ketika menuliskannya di sini. Sekarang ketika aku membuka kembali draft tulisan ini, aku memiliki jawaban yang lebih pasti dibandingkan saat itu. 
Manusia harus berprinsip karena baik adalah persepsi sedangkan netral itu tidak selalu tepat.

Seperti yang aku sampaikan di atas, manusia itu sangat subjektif. Meskipun ada moral-moral dasar tentang hal yang baik dan buruk, lebih banyak persoalan yang abstrak dan dipersepsikan berbeda. Bahkan saat ini aku merasa banyak yang seharusnya cukup mendasar tetapi diutak-atik menjadi suatu hal yang tidak lagi pasti. Berusaha untuk menjadi orang baik biasanya atau setidaknya yang aku rasakan adalah selalu mencoba untuk menjadi beradab untuk semua orang dengan menjadi tidak berpihak dan selalu fleksibel. Selain itu, kita menjadi enggan untuk melakukan sesuatu karena takut salah, takut melukai orang lain, takut untuk dijauhi, dan berbagai ketakutan akan persepsi orang lain. Padahal,  pada kenyataannya, kita tidak akan pernah bisa memuaskan semua orang. Menjadi baik untuk semua orang itu mustahil. Menurutku, secara tidak langsung itu sama dengan menjadi netral. Lalu, aku juga menemukan bahwa menjadi selalu netral itu bisa berbahaya. Batasan pribadi bisa dilanggar dan keterdiaman bisa menjadi alasan untuk dilukai demi menjadi tidak berat sebelah. Kadangkala, berusaha keras untuk berposisi di tengah itu juga melelahkan. 

Akhirnya, aku sampai pada jawaban bahwa yang terpenting adalah kita harus memiliki prinsip. Kita bisa menjadi orang baik bagi orang-orang yang memiliki pemikiran sejalan dan bisa jadi sangat buruk bagi orang yang berprinsip sangat bersebrangan. Namun, dalam proses mewujudkan diri yang berprinsip kita harus siap dikoreksi sehingga menjadi pribadi yang lebih sesuai dengan diri ideal masing-masing. Menjadi netral bukanlah menjadi hal yang utama. Menjadi netral adalah pilihan perilaku yang dilakukan ketika itu adalah implementasi dari prinsip yang kita pegang. Selain itu, kita perlu mendefinisikan perilaku tentang orang yang 'baik'. Tidak bisa kita berpegang pada konsep yang sangat luas itu, perlu suatu realisasi yang jelas tentang itu menurut diri kita masing-masing. Misalnya, menjadi ramah, jujur, dermawan, dan berbagai sifat lainnya yang lebih dapat dijelaskan perilakunya. 

Perlu aku tekankan bahwa tulisan ini adalah opini pribadi. Berbagai hal yang aku pelajari melalui kuliah, lingkungan, konten, kajian, berita, bahkan cerita fiksi dalam rentang dua tahunan ini mempengaruhi bagaimana aku akhirnya menemukan jawaban ini. Meskipun begitu, pasti ada banyak sudut pandang yang belum aku gali terkait topik ini atau yang berkaitan. Bagi kalian yang membaca ini, aku sangat terbuka untuk diskusi-diskusi lainnya. Don't hesitate to reach me and have a conversation!

Aku sendiri sebenarnya masih kesulitan untuk menjadi sepenuhnya berprinsip. Aku menyadari, salah satu kekuranganku adalah terkadang belum bisa bersikap asertif. Aku memiliki prinsip, tapi sayangnya beberapa kali belum bisa menegakkan bahwa ada batasan yang tidak boleh dilanggar orang lain. Itupun bisa jadi juga bentuk usaha untuk selalu menjadi 'baik' yang masih tertanam dalam pikiranku. Tulisan ini adalah bentuk ajakan untu diriku untuk terus berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi versi ideal yang aku bangun atas diriku sendiri. 



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Childhood Memories: JKT 48

Childhood Memories: Acting!

Diri yang Berkembang: Peran