Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Tentang Menjadi Muslimah: Terlalu Ikut Campur

Tulisanku kali ini adalah berdasarkan hasil dari perbincangan di malam hari dalam rangka halaqah mingguan di tempatku tinggal selama kuliah di Solo, dua bulan terakhir. Dari pembahasan itu, aku menemukan jawaban dari kegelisahanku terkait dengan pernikahan yang pernah kutuangkan dalam salah satu tulisanku sebelumnya juga menambah kesadaran akan hal lainnya. Banyak masukan baru yang aku dapatkan secara tidak langsung dengan topik yang beragam. Namun, yang paling berkesan di aku tentunya adalah bagian dimana itu berkaitan dengan ketakutan yang kumiliki.  Malam itu ada lima-enam orang yang berkumpul di ruang tengah. Kami membahas mengenai kasus-kasus yang yang sedang ramai hingga menuju akhir muncul satu bahasan baru dari salah satu orang, tentang child free . Sebuah topik yang kontroversial terutama dalam lingkungan beragama Islam. Berdasarkan pandangan populer mengenai topik ini dikatakan bahwa itu ada dan sepenuhnya hak wanita dalam menentukan. Kami mengambil salah satu tokoh yang saat

Tentang Menjadi Muslimah: Pasang Surut Iman dan Musik

Iman yang naik turun adalah hal yang normal terjadi dalam hidup seorang muslim. Ini bukan sekedar aku menormalisasi diriku, tapi memang seperti itu yang aku tahu dari beberapa cuplikan kajian yang pernah aku tonton. Istilahnya itu, iman seseorang juga perlu di'cas' agar bisa stabil atau setidaknya tidak terjun jauh dari kadar keimanan yang tertinggi yang pernah dialami seseorang. Kali ini pun seperti biasanya, aku menulis ini ketika mengalami atau mendapatkan sebuah trigger  dari peristiwa yang aku lihat atau dari apa yang terjadi dalam diriku.  Peristiwa yang ingin aku ambil untuk menjelaskan pasang surut iman yang aku alami berkaitan dengan musik. Ada satu fase dalam hidupku dimana sempat merasa takut sekali untuk mendengar lagu. Bukan karena anggapan haram atau tidak, karena sejujurnya aku saat ini masih mendengar musik. Namun, perasaan ini datang beriringan dengan perasaan yang bisa digambarkan dengan kalimat "bagaimana jika aku mati ketika sedang memainkan dan mengiku

About Me, Relationship and Marriage

Menulis tentang ini terlintas sehari setelah kakak laki-laki pertamaku menikah pada 6 Juni 2021 kemarin. Banyak pemikiran terlintas yang membuatku merasa mungkin lebih baik kutuliskan secara nyata agar aku bisa sekaligus menata gagasan-gagasan yang hinggap dan berperang dalam hatiku.  Ada dua sisi dalam diriku mengenai hubungan antara sesama manusia terutama dalam lingkup terdekat berupa keluarga, baik itu yang sudah ada dan tentang kemungkinan akan adanya orang baru dalam hidupku dalam konteks pernikahan.  Gagasan yang ada paling lama, sejak aku masih kecil adalah bahwa aku ingin menikah muda. Keinginan itu lahir karena cerita kedua orang tua kandungku menikah muda dan akhirnya memiliki jarak umur yang tidak terlalu jauh dengan keturunannya, melahirkan gagasan itu dalam ketujuh anak-anaknya. Kakak pertamaku pada akhirnya menikah di umurnya yang ke-22. Selain itu, muncul gagasan pendukung dari agamaku, Islam, dimana aku meyakini bahwasanya lebih baik untuk tidak menunda-nunda pernikaha

Hilang #Cerpen

     Langit yang sudah memerah oleh sisa-sisa cahaya matahari yang terbiaskan awan menyajikan pemandangan tak terlupakan. Batas samudera dengan langit tak lagi bisa dibedakan. Matahari yang akan kembali bersembunyi dipantulkan air dengan indahnya. Tak ada orang yang akan melewatkan lukisan Tuhan yang ditunggu-tunggu setiap pengunjung yang datang ke pantai. Sayangnya pada hari itu tak ada orang yang tertarik untuk melihatnya. Semua gundah, bahkan sore itu diwarnai tangisan akan hilangnya seorang diantara salah satu rombongan pengunjung mahasiswa. Mereka terus berteriak memanggil sebuah nama yang tidak tampak sejak terakhir ia pergi berjalan di sekeliling pantai seorang diri.  Anggika, mahasiswi yang tengah berlibur bersama teman-temannya, adalah nama orang yang dicari semua orang. Sejak disadari ketiadaannya selama beberapa jam tidak kembali, sahabatnya, Aurel, langsung menyampaikannya pada teman-teman yang lain. Itu sudah tiga jam yang lalu. Awalnya semua berharap Anggika akan kembali

Tentang Menjadi Muslimah: Selalu Kembali Kepada Allah

Awalnya postingan ini hanya berisikan satu gagasan tentang semua kembali pada Allah. Keresahanku dalam memulai sebuah cerita fiksi. Kemudian ketika mengingat kembali apa yang baru saja kubaca di sosial media. Ada gagasan lain yang menguatkan pemahaman itu hingga tertuanglah yang aku tumpahkan dalam tulisanku kali ini.  Menulis sebuah cerita fiksi pastinya perlu menggunakan logika pemecahan masalah yang bisa diterima oleh pembaca. Harus ada solusi yang sesuai dan tidak terlalu menghayal agar bisa lebih diterima atau istilahnya relatable. Bukan sekedar sifat memaafkan dari tokoh utama yang terlampau baik kemudian semua masalah selesai. Bukan juga hanya menggantungkan semuanya tanpa ada kepastian apapun dalam semua masalah yang terjadi. Meskipun terkadang ada yang menyukai akhir tidak tuntas, tapi itu harus memiliki alasan yang jelas, bukan sekedar karena penulisnya ingin mengakhirinya disitu.  Aku ingin menulis sebuah cerita di sebuah platform . Aku tahu bagaimana alur yang aku inginkan.

Tentang Menjadi Muslimah: Jawaban

Perkataan adalah doa, ucapan harus jujur. Dua hal itu haruslah berjalan seiringan dalam berbicara.  Tapi pernahkah kamu menjawab sebuah pertanyaan dengan sangat bijak mengenai suatu hal hingga terkadang kamu mempertanyakan pada dirimu sendiri, "sehebat apakah dirimu hingga berani mengatakannya?" Konteksnya bisa berupa apa saja, dalam hal spiritualitas pribadi, ilmu, dan wawasan yang kita miliki. Apakah selama ini sudah selalu jujur, kalaupun berbohong atau setidaknya berbicara sedikit lebih hebat dari yang sebenarnya, apakah itu secara sadar pada saat itu juga? Apakah jawaban yang kita berikan sepenuhnya sesuai dengan pemahaman diri terhadap pribadi dan karakter kita? Atau itu hanya jawaban paling diplomatis yang bisa kita sampaikan dan syukurnya terpikir pada saat itu juga?  Pertanyaan-pertanyaan ini pertama kali muncul ketika aku mengikuti magang ormawa yang berkaitan dengan Islam. Pada saat itu aku ingat bisa menjawab dengan mudah bagaimana pendapatku tentang mencapai tuju