Postingan

What does it really feels like?

Menjadi seorang manusia adalah dengan memiliki perasaan pada diri sendiri dan orang lain. Senang, sedih, simpati, empati, rindu, marah, dan mungkin masih ada banyak jenis perasaan lainnya. Semuanya normal dirasakan oleh manusia dan justru aneh jika tidak mengalaminya. Bentuk dari perasaan ini berupa keadaan mental yang kemudian ditunjukkan dengan perilaku kita. Tapi pernahkah kamu begitu bingung dengan apa yang sebenarnya kamu rasakan? Atau justru merasa bingung "kenapa aku tidak merasakan apa yang dirasakan orang lain? kenapa aku tidak melakukan sesuatu padahal situasi yang dihadapi sama?" Sebenarnya ini adalah keresahan pribadi yang aku miliki. Pertanyaan tentang ini mulai timbul sejak SMA dan semakin besar ketika aku mulai kuliah di jurusan Psikologi. Begitu banyak yang aku tangkap dalam menghadapi suatu peristiwa sampai perasaan itu semakin tidak menentu dapat dideskripsikan dengan apa. Keresahan ini semakin membingungkan hingga aku akhirnya ingin meluruskan beberapa dian...

This Whole Three Years in High School #1

Tiga tahun adalah waktu yang tidak singkat namun terasa cepat dalam waktu bersamaan. Terutama karena situasi pandemi yang terjadi di tahun terakhir yang memaksa untuk sekolah dari rumah saja. Kehidupan SMA ku cukup berkesan untuk menjadi cerita yang dapat dikenang sampai waktu yang tidak ditentukan. Semoga saja melalui apa yang kutulis, kamu bisa memahami seberapa kenangan itu manis dan pahit.  Kelas 10 adalah sebuah permulaan yang memberikan beberapa peristiwa lucu, mengesalkan, memalukan, dan mengharukan. Masa ini adalah percobaan bagiku untuk melakukan banyak hal. Mulai dari hal tak terduga mengenai diriku yang kembali satu kelas dengan dua teman yang selalu menjadi saingan dalam hal nilai di SD sampai pada aku menemukan kerumitan kisah cinta yang terjalin sesama teman sekelas. Itu termasuk masa-masa paling indah yang tertanam dalam ingatanku dan kurasa ingin kukenang seterusnya melalui tulisan ini.  Semua siswa pasti memulai sekolah dengan yang namanya MPLS atau MOS. Sekol...

Childhood Memories: I Was a Karate Athlete

Aku pernah membawa medali tapi juga pernah K.O. di pertandingan. Aku dijuluki Putri Solo karena terlihat lemah lembut diantara atlet yang harus terlihat gagah berani. Dua hal itu yang sangat kuingat tentang menjadi seorang Atlet Karate -dulu. *** Semuanya bermula ketika aku kelas 3 di sebuah sekolah swasta. Di tahun itu tiba - tiba ada ekstrakurikuler baru yaitu Karate dan kalau aku tidak salah ingat ekskul ini wajib untuk diikuti mulai dari angkatanku. Aku tidak terlalu ingat bagaimana aku menanggapi hal ini dulu tapi sepertinya aku cukup excited karena ayahku pernah bercerita beliau juga pernah menjadi seorang atlet bela diri.  Club dan awal semuanya. Setiap bela diri pasti memiliki suatu perkumpulan atau club sesuai dengan instansi yang menanunginya, mulanya SDku masih berada satu Club dengan UKM Universitas dimana yayasan sekolahku tergabung. Yang kemudian karena itu, beberapa anak yang terpilih atau bersedia untuk lebih intensif latihan Karate akan dirujuk ke UKM Universitas...

Childhood Memories: My First Birthday Present

Ada ingatan yang tiba - tiba terlintas kembali. Tentang salah satu ulang tahunku yang nyatanya tak pernah dirayakan namun pada hari itu aku mendapat sebuah boneka. Ingatan tentang ini karena aku yang entah darimana membaca sesuatu tentang boneka.  Keluargaku tak pernah merayakan ulang tahun setiap anggotanya. Tapi hari itu, aku yang masih SD tak tahu kalau kami tak seharusnya merayakannya dalam agamaku. Aku yang seringkali melihat teman - temanku hari lahirnya dirayakan dengan kue, berharap aku akan diperlakukan sama. Namun seharusnya aku sadar tak ada satupun kakakku yang pernah diberikan hal yang sama. Lalu tanpa sengaja aku dengan senangnya mengatakan pada tetangga depan rumahku -yang memang cukup dekat dengan keluargaku- bahwa hari itu tanggal 13 Juli aku berulang tahun. Beliau memintaku datang ke rumahnya. mengajakku memasuki salah satu kamar yang berisi seorang pria yang masih berada di kasurnya. "Itu masnya dibangunin, bilang hari ini aku ulang tahun." Aku tak pernah ...

Kukira Aku Gabisa Menulis Fiksi Lagi

Aku suka menulis, jelas. Tapi ada persoalan yang aku kira sangat bertentangan namun nyatanya tidak. Persoalan itu kubuat sendiri karena pikiran yang masih dangkal. Tapi setelah ada beberapa hal, aku jadi sadar. Itu bukan sebuah permasalahan. Yang sebenarnya, begini ceritanya. Aku sudah menulis sejak kecil. Menulis dalam artian sebuah cerita. Sebenarnya tidak terlalu kecil, kelas 4 SD lebih tepatnya. Pernah aku menulis sebuah cerita yang ku bayangkan sebagai novel. Padahal itu mungkin tidak sampai 1000 kata. Hanya dalam sebuah buku kecil yang kubuat sendiri dari memotong jadi dua beberapa lembar kertas HVS A4 kemudian kulipat lagi menjadi dua. Aku ingat judul cerita itu terinspirasi dari kelasku dan lingkup pertemananku saat itu, "4 Beast Around The World". Walau sebenarnya maksudku adalah "4 Best Around The World".  Sekilas cerita, saat itu aku sangat percaya diri menuliskan di papan tulis ruang kelasku 4Beast. Kemudian ketika seorang guru datang, dalam in...

Tentang Menjadi Muslimah: Ingin dan Angan

Menjadi seorang muslimah itu sebuah kebahagiaan tersendiri. Salah satu aspek menyenangkannya adalah ketika bicara tentang kisah cinta seorang muslimah. Sering kali sebuah cerita yang menjadi impian kisah cinta yang suci itu tentu dari Rasulullah lalu putrinya. Selebihnya tergantung kita sering mendengar kajian tentang cinta atau tidak. Jika sering pasti pernah mendengar tentang sahabat - sahabat Rasul. Tapi ada satu hal yang ingin kubahas lebih dalam lingkup ini, yaitu tentang indah dan lucunya sebuah pasangan yang sepenuhnya suci, baik dari perempuan dan laki laki. Dalam tulisan ini, sudut pandang yang ingin diceritakan adalah dari perempuan, atau setidaknya dariku sendiri. Bukan sok religius atau apa tapi habis membaca novel - novel cinta yang berbau Islam, terdapat rasa betapa malunya sebagai seorang muslimah. Kemudian bertanya, apakah bisa aku sesuci itu sampai dijemput jodoh yang dikirim Allah? Yang terkecil mungkin, adalah tidak ada bentuk sentuhan apapun. Melihat lingkungan a...

Javanese

I want to use English in this post. Because this will be talking about the Javanese language. What's the correlation? I don't know. I just want to, or maybe after reading this you will know why. Well, English is one of the languages I can speak okay. I can't say I'm fluent because I'm not - I haven't, still studying-. Because of it, I felt bad if it's talking about a language that I can speak. I am a Javanese but I might speak English better than my traditional language, which is Javanese. I really like being a person who was born in this ethnic group. I like the culture including the language. But at school, I would like to do my English task first more than Javanese. Also, I'd like to use English more than using Javanese. Doesn't that show I liked English more? also, I might be one of the thousands of people who participate in the disappearance of traditional languages. I don't want that to happen to this beautiful one.  Once I've said t...